Sebelumnya saya ingin mengucapkan maaf kepada semua yang telah saya minta bantuan dengan sengaja atau tidak sengaja terluka hatinya, dan juga untuk anda yang telah meminta bantuan pada saya dan hasil yang saya berikan kurang sempurna, I'm sorry.
Sob, pernah nggak kamu merenung bahwa jika kita mengupah seseorang itu untuk apa?
Untuk ilmunya? keahlianya? atau pekerjaannya?
Belum lama Aku bertemu dengan seorang kenalan lama, dia sekarang mengajar komputer disalah satu sekolah negeri, beruntung baginya. Kenapa? karena ketika saya tanya padahal skill komputer dia tidak seberapa (katanya) namun dipercaya untuk mengajar.
Kejadian lain adalah ketika saya meminta bantuan orang lain untuk melakukan hal yang menurut saya sederhana untuk dilakukan, saya beri petunjuk bagaimana caranya dan saya tinggalkan..(karena waktu itu ada perkerjaan lain) meskipun skill saya dan dia berbeda tetapi saya tetap meminta bantuanya karena saya harus mengerjakan yang lebih urgent. Namun ketika saya kembali, saya agak emosi ternyata pekerjaannya tidak sesuai dengan yang saya contohkan sebelumnya.
Bahkan saya sendiri pun kadang mendapat koreksi atau teguran dari atasan atas kerja yang kurang sempurna.
Dari ketiga contoh kasus yang saya alami saya jadi berfikir, jika kita sebagai pekerja atau kita mempekerjakan orang lain sebetulnya untuk apa?
Pertanyaan ini saya lontarkan pada diri sendiri dan hanya mendapat satu jawaban untuk saat ini yaitu : waktu.
Ya waktu, kenapa waktu?
Sedikit penjabarannya seperti ini :
Untuk kasus pertama diatas dimana seorang yang skill pas-pasan dibidang komputer tetapi diberi tanggung jawab mengajar komputer, dalam hal ini sekolah hanya membayar waktu si pengajar itu karena jika sekolah ingin mendapatkan guru komputer yang berkualitas maka sekolah haruslah mencari lulusan dibidang yang sesuai dengan skill yang bagus pula, namun apakah sekolah mampu untuk membayar skill orang tersebut?
Untuk kasus kedua dimana saya meminta bantuan yang menurut saya sederhana namun masih salah, hal ini saya menganggap petunjuk yang saya rasa sederhana itu bisa diikuti oleh semua orang, namun ternyata tidak, skill kami berbeda. Karena kejadian tersebut akhirnya saya pula yang mengerjakannya, karena pekerjaan dia tidak terpakai. kembali waktu adalah kenapa saya butuh bantuanya.
Kasus ketiga pun sama, kali ini sayalah orang yang skillnya lebih rendah dibanding atasan saya.
Pelajaran yang saya dapat bahwa memang benar jika kalau ingin segala sesuatunya berjalan dengan keinginan kita maka lakukanlah sendiri. Namun itu jika kita punya waktu, kalau tidak? maka mau tidak mau kita meminta bantuan orang lain untuk melakukannya, oleh karena itu kita harus siap dengan segala resiko akan hasil akhirnya.
Jadi janganlah kita berharap masakan yang enak jika kita mempekerjakan pembantu rumah tangga yang hanya lulusan SD/SMP tanpa training, Janganlah mengharap pekerjaan yang brilian dari seorang sarjana yang masih kurang pengalaman.
Pepatah jawa mengatakan : Ada harga, Ada rupa.
So apakah Anda membayar orang untuk ilmunya? skillnya? kalau iya kenapa masih dibayar murah?Apakah anda mau skill anda dibayar murah?
Jika tidak maka sebetulnya yang Anda bayar adalah waktu anda, karena anda tidak memiliki waktu untuk melakukan semua perkerjaan.
Ini semua hanya sepenggal unek-unek dikepala saja, mohon maaf jika menyinggung perasaan.